MAROS, RAKYAT NEWS – Tokoh Partai Buruh Inggris, Anneliese Dodds yang juga Menteri Pengembangan Kerjasama Internasional, Perempuan, dan Kesetaraan Inggris, mengunjungi Maros, Sulawesi Selatan pada Rabu, 18 September.

Lawatan diplomatik itu untuk meninjau pengembangan ekosistem lokal dan inisiatif pengembangan ekonomi hijau yang dimotori Kedutaan Inggris dengan menggandeng pemda daerah tersebut.

Kunjungan ini menegaskan komitmen Inggris terhadap kolaborasi internasional dalam upaya pembangunan keberlanjutan, pemberdayaan perempuan, dan kelestarian lingkungan.

Selama kunjungannya, mantan Ketua Pimpinan Pusat Partai Buruh Inggris itu menekankan pentingnya penguatan pelestatian situs-situs bersejarah di Maros, yang didapuk sebagai aset tak ternilai untuk warisan daerah tersebut.

“Sumber daya yang berharga ini sangat penting bukan hanya bagi budaya kita, tetapi juga bagi identitas komunitas kita,” ujarnya.

Dodds menyatakan antusiasmenya untuk menjelajahi berbagai lokasi.

“Saya menantikan untuk berinteraksi dengan komunitas lokal dan merasakan langsung ekosistem unik serta landmark bersejarah yang dimiliki Maros.”

Selain kunjungan lokasi, Dodds juga berencana untuk bertemu dengan kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat lokal di Tukamasea dan Bonto Manurung.

Kelompok-kelompok ini aktif mempromosikan ekoturisme, pemberdayaan perempuan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan tujuan menciptakan contoh praktik baik bagi masyarakat lainnya

“Saya ingin berbicara dengan para pemimpin lokal, terutama perempuan, yang berada di garis depan dalam mendorong pengembangan inklusif dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Dodds juga mengapresiasi inisiatif pemerintah Sulawesi Selatan yang berupaya menyeimbangkan dampak ekonomi dengan konservasi lingkungan.

“Sulawesi Selatan menjadi contoh yang patut ditiru dalam pelestarian ekologis dan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya, mengakui hasil positif dari proyek yang digerakkan oleh masyarakat lokal.

Dia menegaskan komitmen Inggris untuk bermitra dengan Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. “Kolaborasi kami berfokus pada memastikan masa depan yang sejahtera bagi manusia dan planet, di mana pertumbuhan ekonomi tidak mengorbankan lingkungan kita,” jelas Dodds.

Ia juga menekankan pentingnya kemitraan internasional dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kami bangga mendukung inisiatif yang dipimpin oleh komunitas lokal yang tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga melestarikan lingkungan,” pungkasnya, menyoroti pentingnya upaya bersama dalam menghadapi tantangan global.

Langkah Inggris di Maros disambut baik oleh banyak pihak, termasuk pegiat sosial dan hak hak perempuan di Sulsel, yang menilai langkah Kedutaan Inggris sangat tepat dalam peran mendorong pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.

Nur Suhrah Wardyah Sibali, salah satu anggota dari The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Sulsel, menekankan bahwa pemberdayaan perempuan sangat penting untuk mendorong inisiatif ekonomi hijau di daerah ini.

“Perempuan memiliki peran vital dalam pengelolaan sumber daya alam dan memimpin proyek ekoturisme berbasis masyarakat,” katanya.

Nur Suhrah yang telah berberapa tahun menjadi peneliti dan pekerja sosial di SIEJ Sulsel, menekankan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya menghasilkan pendapatan tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat serta perlindungan terhadap perempuan, hal tersebut dapat memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Lebih jauh lagi, para pemimpin perempuan diharapkan mendorong perlunya representasi yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan lingkungan.

“Ketika perempuan terlibat, kita melihat pendekatan yang lebih holistik terhadap keberlanjutan yang menguntungkan seluruh komunitas,” ujarnya.

Nur Suhra menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah lokal dan organisasi akar rumput untuk menciptakan kebijakan inklusif yang mengatasi pertumbuhan ekonomi dan konservasi ekologis. Fokus ganda ini, menurutnya, sangat penting untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang di Maros dan sekitarnya. (Uki Ruknuddin)